-->

Polisi Simpulkan Yodi Prabowo Bunuh Diri, Turinah Ibu Korban Ungkap Sejumlah Kejanggalan Ini

Turinah (43) hanya bisa menyampaikan rasa kecewanya, setelah polisi menyimpulkan kematian anaknya Yodi Prabowo, , karena bunuh diri.

Polisi Simpulkan Yodi Prabowo Bunuh Diri, Turinah Ibu Korban Ungkap Sejumlah Kejanggalan Ini
Editor Metro TV itu ditemukan tewas di sisi Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W2) Ulujami, Pesanggarahan, Jakarta Selatan pada Jumat (10/7/2020)

Ada alasan dari kekecewaan sang ibunda Yodi atas kesimpulan tersebut.

Karena menurut Turinah, terdapat sejumlah kejanggalan apabila Yodi memang nekat mengakhiri hidupnya.

"Saya tidak puas yang disimpulkan pihak kepolisian. Sebelumnya bukan saya enggak percaya atau gimana, saya juga menghargailah kinerja kepolisian saya acungin jempol," ucap Turinah ditemui di di kediamannya Jalan Alle Raya, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel) pada Sabtu (25/7/2020).

Kejanggalan pertama adalah tidak adanya bercak darah pada pakaian ataupun perlengkapan Yodi Prabowo.

Sebab apabila Yodi Prabowo bunuh diri, dirinya yakin terdapat banyak bercak darah pada pakaian maupun tubuh korban.

Terlebih diketahui putranya tewas dengan sejumlah luka tusukan, antara lain pada bagian dada menembus paru-paru serta sayatan pada leher.

"Kan tadi kesimpulannya bunuh diri ya, terus kalau bunuh diri tuh dia enggak mungkin tusukannya banyak di dada ada beberapa tusukan dan itu dalam sampai nembus paru-paru, jantung kan enggak mungkin dia mau nyabut terus pindah lagi ke leher," ungkap Turinah.

"Dan sebaliknya, di leher kan juga dalem juga, apa ada orang bunuh diri seperti itu kan logikanya begitu, itu yang bikin saya janggal," tambahnya.

Hal tersebut dibuktikan dari kesaksian suaminya, Suwandi (46) ketika melihat jenazah putranya.

Pakaian dan perlengkapan yang dibawa putranya tidak ditemukan bercak darah.

Padahal apabila benar Yodi Prabowo meninggal dunia dengan cara bunuh diri, diyakininya tubuh putranya itu dibanjiri dengan darah akibat banyaknya luka tusukan.

"Kalau bunuh diri pasti enggak karuan dia (almarhum) sempat-sempatnya naruh pisau di bawah tubuhnya terus ditidur rapih begitu, enggak mungkin.

Dan begitu darahnya juga enggak ada disitu bapaknya melihat, darahnya gumpal saja dilukanya dia di TKP itu enggak berserakan darahnya," ungkap Turinah.

"Kalau bunuh diri kan seharusnya dia mandi darah atau segala macam, ini enggak. Meski diguyur hujan pasti dibadan-badannya dia, di helm segala macam baju itu pasti ada darah.

Ini bersih sama sekali bapaknya melihat, termasuk maskernya, jadi ada (darah) di tempat dia luka saja dikit, itu yang mengganjal," ungkapnya.

Sangat Rapih

Tidak hanya bercak darah dan banyaknya luka tusukan, Turinah juga menyoroti jenazah putranya yang sangat rapih ketika ditemukan.

Putranya ditemukan dalam kondisi tubuh tertelungkup dengan pisau tertindih badan. Hal tersebut menurutnya sangat janggal.

Sebab, diyakininya apabila seseorang bunuh diri, pastinya akan dalam posisi tidak serapih jenazah putranya tersebut.

Jenazah pun diyakininya pasti akan berlumuran darah karena korban sangat kesakitan sesaat maut menjemput.

"Yang kedua kenapa jasadnya bisa serapih itu, kalaupun dia bunuh diri posisinya enggak serapih itu berantakan atau gimana.

Namanya kesakitan atau gimana enggak mungkin serapih itu posisi telungkup, kaki masih lurus serba lurus posisi badan di bawah jasadnya ada pisau," beber Turinah.

"Enggak mungkin dia habis bunuh diri dia rapihin tuh pisau dan taruh di bawah jasadnya, enggak mungkin," sambungnya.

Kekecewaan juga diutarakan ayah Yodi Prabowo saat Polda Metro Jaya mengumumkan penyebab kematian Editor Metro itu yang diduga kuat bunuh diri.

Ayah Yodi Prabowo, Suwandi (46) mengaku tidak dapat menerima hasil kesimpulan dari pihak kepolisian.

"Saya sebagai orang tua terus terang kecewa dengan kesimpulan itu, karena enggak mungkin anak saya bunuh diri," ungkap Suwandi di kediamannya Jalan Alle, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (25/7/2020).

Ada sejumlah fakta yang diyakini Suwandi, anak sulungnya tidak mengakhiri hidupnya karena bunuh diri.

 Pertama. tak ada satupun bercak darah yang menempel pada pakaian yang dikenakan korban pada saat ditemukan di sisi Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

"Kalau dia bunuh diri di TKP (Tempat Kejadian Perkara) ada tusukan empat kali, tiga kali tidak dalam yang satu dalam," tambahnya.

Suwandi menjelaskan terdapat banyak kejanggalan dalam kesimpulan atas hasil penyelidikan pihak kepolisian.

Pasalnya, ia menilai tak ada satupun bercak darah pada tubuh maupun pakaian yang dikenakan pada anaknya saat ditemukan tewas.

Ia menilai bila penyebab kematian dikarenakan bunuh diri, bakal menyisakan banyak bercak darah yang tertinggal di lokasi maupun pakaian almarhum.

"Paling enggak kalau dia menusuk pasti akan ada pendarahan, darah akan lari ke celana dan sekujur tubuh dan bajunya," ungkap Suwandi.

"Sudah gitu ada kondisi tusukan di sini (leher-red) terus kondisi anak saya ditemukan masih pakai masker, helm. Paling tidak darah ke masker, ke helm walaupun dia sudah tiga hari pasti ada bekasnya," tegasnya.

Suwandi (46), ayahanda Yodi Prabowo, editor Metro TV
Suwandi (46), ayahanda Yodi Prabowo, editor Metro TV (istimewa)
Tak Percaya Anaknya Depresi

Suwandi juga memberi tanggapan atas hasil penyelidikan polisi yang menyebut Yodi nekat bunuh diri karena depresi.

Jasad Yodi Prabowo ditemukan tewas tergeletak di sisi Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Jumat, 10 Juli 2020.

Usai beberapa pekan proses penyelidikan dilakukan, pihak Polda Metro Jaya membeberkan hasil penyebab kematian dari Editor Metro TV itu.

Pihak kepolisian menyampaikan bila Yodi tewas akibat bunuh diri dengan menggunakan pisau yang terdapat di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Pihak kepolisian mengungkap nekatnya Yodi mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri akibat depresi.

Sontak pernyataan yang dikeluarkan pihak kepolisian dibantah pihak keluarga.

Suwandi (46) ayah dari almarhum Yodi mengatakan tak ada gejala depresi pada anak sulungnya itu.

Sebab, sebelum kepergiannya Yodi masih bersikap normal seperti sedia kalanya saat melangsungkan aktivitas.

Bahkan, keyakinan itu samakin menguat tat kala Yodi tetap menjalankan profesinya sebagai editor video di Metro TV.

"Tadi dikatakan bahwa anak saya itu depresi, okelah dari hasil labfor dari hasil rumah sakit Polri seperti yang diketahui itu. Tapi di hari-harinya itu dia tidak menampakan deperesi, bahkan dia masih berangkat bekerja, masih mau mengantar ibunya untuk mencari tukang urut yang bagus karena adiknya itu sedang tidak bisa jalan," kata Suwandi di kediamannya Jalan Alle, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (25/7/2020).

Selain itu, faktor lain yang diperkuat pihak keluarga dalam membantah alasan depresi berupa Yodi yang memiliki angan-angan untuk menikah dalam waktu dekat ini.

Saking ingin mewujudkan angan-angannya itu Yodi pun terus giat bekerja dan mencari penghasilan tambahan.

"Kalau orang depresi ini menurut saya palingan itu tidak bisa kerja, tidak punya harapan, ini dia punya harapan hari-harinya. Ada satu bulan sebelum kejadian, dia membeli laptop untuk mencari uang tambahan karena dia berkeinginan untuk menikah. Itu kan berati dia masih ada harapan," tandasnya.

Adapun hingga saat ini pihak keluraga berharap agar pihak kepolisian dapat menemukan penyebab utama dari kematian Yodi Prabowo.

7 Alat Bukti Diduga Bunuh Diri

Polisi menduga editor Metro TV Yodi Prabowo meninggal karena bunuh diri.

Jenazah Yodi Prabowo ditemukan di pinggir Jalan Tol Pesanggrahan, Jakarta, pada Jumat (10/7/2020) sekitar pukul 11.30 WIB.

Yodi Prabowo ditemukan tertelungkup di dekat tembok dengan masih menggunakan helm, jaket, sepatu, dan tas.

Motor milik Yodi Prabowo ditemukan warga pada Rabu (8/7) dini hari pukul 02.00 WIB.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimimum) Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat menyimpulkan Yodi Prabowo bunuh diri berdasarkan sejumlah petunjuk.

"Dari beberapa faktor dan penjelasan, di TKP, keterangan ahli dan saksi, keterangan lain dan bukti petunjuk, penyidik berkesimpulan, yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri," kata Tubagus Ade Hidayat di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).

Berikut pertimbangan polisi menyebut dugaan bunuh diri sebagai penyebab kematian Yodi Prabowo.

1. Temuan TKP

Polisi menemukan fakta di TKP bahwa motor milik Yodi Prabowo terparkir rapi di seberang TKP pada saat jenazah Yodi ditemukan.

Saat itu kunci motor Yodi Prabowo masih tergantung di motor. Motor ditemukan dalam keadaan mulus dan tak ada lecet.

Barang-barang milik Yodi Prabowo juga tak ada yang hilang sehingga menepis adanya dugaan kematian akibat perampokan.

Polisi juga tak menemukan bercak darah di tempat lain selain di tempat Yodi Prabowo ditemukan tewas.

Polisi menyebutkan, ada temuan sedikit cipratan darah di tembok. Selain itu bercak darah juga ditemukan pada pisau, baju dan jaket Yodi Prabowo.

Polisi juga menemukan rambut di sekitar lokasi jenazah Yodi Prabowo. Barang yang menjadi temuan lain adalah sebilah pisau.

2. Darah dan sidik jari milik Yodi

Polisi menyebut hasil pemeriksaan laboratorium forensik menunjukkan bercak darah yang ditemukan adalah milik Yodi Prabowo.

Sidik jari Yodi Prabowo juga ditemukan pada pisau. Polisi telah melakukan tes sidik jari orang-orang di sekeliling Yodi Prabowo untuk mencoba menemukan bukti sidik jari dugaan pelaku pembunuhan.

Dari hasil pemeriksaan, polisi tidak menemukan sidik jari orang lain pada pisau yang diduga digunakan Yodi Prabowo untuk bunuh diri.

Polisi melakukan pemeriksaan di seluruh bagian pisau yang ditemukan di dekat Yodi Prabowo.

3. Tak ada tanda perkelahian

Polisi menyebut tak ada tanda-tanda bekas perkelahian di jenazah Yodi Prabowo.

Dari olah TKP dan pemeriksaan saksi, tak ada keributan yang terdengar di sekitar TKP.

Motif perampokan ditepis polisi lantaran tak ada barang-barang Yodi Prabowo yang hilang setelah ditemukan tewas.

4. Luka di leher dan dada

Polisi menyebutkan Yodi Prabowo tewas akibat empat luka tusuk di dada dan leher.

Luka di dada Yodi Prabowo memiliki jenis kedalaman yang bervariasi. Luka tusuk pertama berkedalaman sekitar 1,5 sentimeter.

Luka kedua dan ketiga tak terlalu dalam, dan luka keempat memotong bagian bawah paru-paru.

"Ahli mengatakan setiap orang yang melakukan bunuh diri dengan senjata tajam, akan selalu ada bukti permulaan, selalu ada luka percobaan. Coba-coba dulu gitu," kata Tubagus Ade Hidayat.

5. Yodi beli pisau di Ace Hardware

Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menyebut Yodi Prabowo sempat membeli pisau sendiri di Ace Hardware, Rempoa, Tangerang Selatan.
"Pisau ini punya ciri khas khusus dijual di Ace Hardware," kata Tubagus Ade Hidayat.

Menurut Tubagus Ade Hidayat, Yodi Prabowo membeli pisau pada Selasa (7/7/2020) siang pukul 14.00 WIB.

Polisi telah memeriksa Ace Hardware Rempoa terkait penemuan pisau tersebut dan menemukan bukti rekaman CCTV saat Yodi Prabowo membeli pisau.

"Kami temukan (rekaman CCTV) korban sedang membeli pisau tersebut. Baju yang dikenakan sama persis dengan baju yang dipakai saat jenazah ditemukan," kata Tubagus Ade Hidayat.

Pisau tersebut diduga kuat digunakan Yodi Prabowo untuk bunuh diri.

6. Yodi diduga depresi dan sempat berobat di RSCM

Polisi menduga Yodi Prabowo mengalami depresi setelah pergi ke dokter kulit dan kelamin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Diduga Yodi Prabowo bunuh diri karena mengalami depresi.

"Adakah (konsultasi dengan dokter kulit dan kelamin) kaitannya dengan dugaan bunuh diri? Sangat terkait kaitannya dengan kemungkinan munculnya depresi," kata Tubagus Ade Hidayat.

Kemungkinan depresi didapatkan polisi dari pemeriksaan dan keterangan saksi ahli psikologi forensik.

Polisi mengaitkan antara fakta-fakta penyidikan dengan keterangan saksi ahli.

Sebelumnya, polisi menemukan transaksi keuangan di RSCM. Di sana, Yodi Prabowo membayar biaya tes dan konsultasi beberapa hari sebelum tewas.

"Tim menemukan adanya catatan transaksi keuangan di RSCM. Di sana yang bersangkutan melakukan tes dan konsul di RSCM," ujar Tubagus Ade.

Yodi Prabowo menjalani tes dan konsultasi di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RSCM. Ia kemudian disarankan dokter untuk menjalani tes HIV.

7. Yodi positif amphetamine

Berdasarkan hasil pemeriksaan urin, polisi menyebut Yodi Prabowo positif menggunakan amphetamine.

Hal tersebut dipastikan setelah tim forensik melakukan pemeriksaan.

"Kita sudah lakukan pemeriksaan, kalau sudah diperiksakan amphetamine berarti dia pakai," kata Tubagus Ade Hidayat.

Yodi Prabowo diduga tengah dirundung depresi sehingga mengonsumsi amphetamine.

Pengaruh amphetamine itu diduga menjadi penyebab utama dirinya nekat melakukan tindakan bunuh diri.

"Meningkatnya keberanian yang luar biasa, jangan pernah bandingkan pemikiran orang normal dengan orang tak normal karena tak akan nyambung," ucap Tubagus Ade Hidayat.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Polisi Simpulkan Kematian Putranya Akibat Bunuh Diri, Ayah Yodi Prabowo : Terus Terang Kecewa,  dan Polisi Sebut Depresi Mendorong Yodi Prawobo Nekat Bunuh Diri, Ini Jawaban Sang Ayah, dan Polisi Simpulkan Yodi Prabowo Bunuh Diri, Ibunda Paparkan Sejumlah Kejanggalan Kematian Anaknya

Editor: Zulkodri

0 Response to "Polisi Simpulkan Yodi Prabowo Bunuh Diri, Turinah Ibu Korban Ungkap Sejumlah Kejanggalan Ini "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel